Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Bagianku Sendiri

Jika kalian pikir aku bodoh, itu memang benar. Tapi aku tidak membiarkan kebodohan itu tetap merasuki hati maupun pikiranku. Karena itu sama saja membebani diri sendiri kan? Ada banyak cara untuk menjadi dewasa, salah satunya adalah mengikhlaskan. Memang sulit, tapi apa salahnya mencoba? Toh, kita akan mendapatkan yang terbaik, pilihan Tuhan selalu adalah hal yang terbaik Nikmati saja masa ketika kamu masih sendiri. Ada kalanya ketika kamu sudah memiliki seseorang yang akan kau lihat pertama kali setiap pagi, kamu akan merindukan masa masa ketika sendiri. Masa masa ketika menikmati gemuruhnya detak jantung hanya karena satu alasan. Dia. Tapi, kita tidak akan selamanya terus berpangku pada masa lalu Meski itu indah dikenang dan diingat Luka menjadi bagian tak terpisahkan didalamnya Yang dengannya membuat hidup kita lebih bermakna, dan kita tahu bagaimana cara kita mensyukurinya Apapun itu, aku hanya ingin menjalani hidupku dalam kebahagiaan yang aku dan Tuhan sendiri yang

Kaukah itu?

Hey, itu kamu bukan? Aku menyesal tidak pakai kacamata sore ini Karena pernah sekali aku mengira semua orang adalah kamu, tapi ternyata itu adalah orang lain Itu bukan kamu, kan? Mana mungkin kamu mau berkontak mata denganku lama lama? Kita bahkan tidak saling mengenal, kan? Untuk apa saling memandang jika tidak saling mengenal? Atau hanya aku yang kegeeran? Mungkin saja kamu melihat ke belakang ku kan? Ya, pasti begitu Wahai hati, tidakkah kau lelah terus berharap? Tolong berhentilah... Aku akan berpura-pura, itu yang seharusnya kulakukan mulai saat ini Dengan begitu aku tidak akan jatuh lagi Setiap orang berhak bahagia dengan caranya sendiri, kan?

Penantian Tak Pasti

Patah hatiku tidak kubiarkan berlangsung lama, bagaimanapun aku tidak ingin terlihat menyedihkan Walau kenyataannya memang sangat menyedihkan dan pantas ditertawakan Lalu setelah menangis seperti orang bodoh, apa keputusan yang ku ambil sesuai tiga tahap pengambilan keputusan dalam manajemen? Menyerah? Tentu tidak Ada banyak cara untukku tetap bahagia meski hatimu sudah tak lagi bisa kumasuki Cintaku bukan sebatas sukanya anak remaja yang sering dibilang cinta monyet, bukan Cintaku adalah mencintai dalam diam dengan harapan suatu saat nanti aku bisa bertegur sapa denganmu, sekedar berbincang atau bertahap muka tanpa sebuah obrolan hangat layaknya teman Memang kita bukan teman, kan? Kita saja tidak saling mengenal Sekali lagi, itu adalah kebodohanku yang kedua Tapi, semua menjadi mungkin jika Tuhan berkehendak bukan? Siapa tahu saja kelak aku akan menjadi alasanmu tersenyum. Ya, kelak di kemudian hari Atau tidak sama sekali. Dan kita lihat saja sampai titik mana aku berta

Luka Yang Candu

Tanpa ku kehendaki eksistensimu seakan menjadi candu yang tanpanya aku layu Tak jemu ku pandangimu di jumpa yang singkat di hari itu Mencuri pandang, sedang hati  bergejolak ingin bercengkerama dengan si objek rindu Aku tetap menikmati cinta dalam diam yang ku pendam sedari dulu Tapi itu dulu Kini tidak lagi sayangku Aku sudah tidak sudi menanggung luka yang bertubi tubi kau layangkan padaku dengan senyumanmu Itu lebih menyakitkan dengan fakta bahwa kau bahagia diatas luka ini yang semakin pilu Aku mundur... Aku menyerah akan kasih yang tak sampai... Semoga kau bahagia dengan dia Yang dengannya kau bersyukur dan berterimakasih karena Tuhan telah  begitu baik mengirimkannya untukmu Dengan begitu aku akan bahagia Meski dalam kepura puraan